Munajat Para Pengharap Haji
Ya Allah
Saat melakukan shalat Idul Adhha jadikan aku:
orang yang mengharap rahmat-Mu yang telah kau janjikan
orang yang takut pada siksa-Mu yang telah Kau siapkan
orang yang mencukur dan memotong rambutku
orang yang bersungguh-sungguh mentaati-Mu
dan mengharap rahmat-Mu, serta melempar jumrah.
Ya Allah
Masukkan aku ke halaman rumah-Mu dan ampunan-Mu,
perlindungan-Mu dan Ka’bah-Mu
Jadikan aku tergolong pada orang-orang yang butuh kepada-Mu,
bermohon kepada-Mu, dan menyampaikan semua hajatnya pada-Mu.
Ya Allah
Karuniakan padaku limpahan pahala-Mu setelah kulakukan manasik haji
dan pada hari ketiga belas Dzul-Hijjah.
Ya Allah
Tutuplah kesudahan manasik hajiku dan semua permohonanku
dengan penerimaan dan kasih sayang-Mu
wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
(Al-Bâqiyâtush Shâlihah Mafâtihul Jinân, bab 5: 461)
Kisah Munajat Para Pengharap Haji
Munajat ini bagian dari 10 Munajat Imam Muhammad Al-Jawad (sa) yang
dikenal dengan sebutan “Al-Wasâil ilal Masâil” (Wasilah-wasilah untuk
mencapai harapan), yaitu:
1. Munajat Para Pencari Istikharah
2. Munajat Para Pengharap Kebebasan dari penderitaan
3. Munajat Para Musafir
4. Munajat Para Pencari Rizki
5. Munajat Para Pencari Perlindungan
6. Munajat Para Pengharap Taubat
7. Munajat Para Mengharap Haji
8. Munajat Para Pencari Keselamatan dari Kezaliman
9. Munajat Para Pensyukur nikmat Allah
10. Munajat Para Pengharap Hajat
Kisah ini bersumber dari seorang khaddam (pembantu) Al-Imam Muhammad
Al-Jawad (sa), yaitu Muhammad bin Harits An-Nufali. Ia berkata: Ketika
Al-Ma’mun akan menikahkan Muhammad bin Ali bin Musa (sa) dengan
puterinya. Al-Imam (sa) menulis surat kepadanya: “Sesungguhnya setiap
isteri memiliki hak dari harta suaminya. Sungguh Allah telah
menjadikan bagi kami harta di akhirat sebagaimana Allah menjadikan
bagimu harta di dunia. Karena itu saya akan memberikan kepada puterimu
mahar “Al-Wasâil ilal Masâil” (salah satu warisan yang sangat berharga
dari ayahku).
Warisan berharga ini aku terima dari ayahku, ayahku menerimanya dari
ayahnya yaitu Musa bin Ja’far, ia menerimanya dari ayahnya Ja’far bin
Muhammad, ia menerimanya dari ayahnya Muhammad bin Ali Zainal Abidin,
ia menerima dari ayahnya Husein bin Ali, ia menerimanya dari
saudaranya Hasan bin Ali, ia menerimanya dari ayahnya Ali bin Abi
Thalib (sa), beliau berkata: Aku menerimanya dari Rasulullah saw.
Rasululah saw bersabda: “Aku menerimanya dari Jibril (as) dan ia
berpesan: wahai Muhammad, Tuhan Yang Maha Agung menyampaikan salam
kepadamu, dan Ia berfirman: Ini adalah kunci-kunci dari tempat-tempat
penyimpanan dunia dan akhirat, maka hendaknya kamu menjadikannya
sebagai “Wasail ilâ wasâilika” (wasilah-wasilah untuk mencapai
harapanmu). Dengannya kamu akan mencapai cita-citamu, berhasil dan
meraih harapanmu, dan jangan kau jadikan ia untuk hajat-hajat dunia
yang dapat mengurangi bagian akhiratmu. Munajat ini terdiri dari 10
wasilah, dengannya kamu akan menelusuri pintu-pintu harapan, sehingga
dengannya kamu mencapai dan meraih hajat-hajatmu.” Teknya sebagai
berikut:…
(Al-Bâqiyâtush Shâlihah Mafâtihul Jinân, bab 5: 446)
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Allâhummarzuqnil hajja alladziftadhta `alâ manistathâ`a ilayhi sabîlâ. Waj’allî fîhi hâdiyan wa ilayhi dalîlan. Wa qarriblî bu’dul masâliki. Wa a’innî ‘alâ ta’diyatil manâsiki. Wa harrim bi-ihrâmî ‘alan nâri jasadî. Wa zid lissafari quwwatî wa jildî. Warzuqnî Rabbil wuqûfi bayna yadayka wal-idhâfata ilayka. Wa azhfirnî binnujhi biwâfirir ribhi. Wa ashdirnî Rabbi min mawqifil hajji akbari ilâ muzdalitil masy’ari. Waj’alhâ zulfatan ilâ rahmatika. Waqifnî mawqifal masy’aril harâm, wa maqâmal wuqûfil ihram. Wa ahillanî lita’diyatil manâsiki, wa nahril hadyil tawâmiki bi-damin yatsujju, wa awdâhin tamujju, wa irâqatid dimâil masfûhah, wal-hadâyâl madzbûhah, wa faryi awdâjihâ ‘alâ mâ amarta wattanaffuli bihâ kamâ wasamta.
Wa ahdhirnî Allâhumma shalâtal ‘îd râjiyan lil-wa’di, khâifan minal wa’îd, khâliqan sya’ra ra’syî wa muqashshiran, wa mujtahidan fî thâ’atika mutsamiran, râmiyâ lil-jimâri bisab’in ba’da sab’in minal asyjâr.
Wa adkhilnî ‘arshata baytika wa ‘afwaka wa mahalla amnika wa ka’batika wa masâkînika wa suâlika wa mahâwîjika. Wa jud ‘alayya Allâhumma biwâfiril ajri minal inkifâi wan nafri. Wakhtim Allâhumma manâsiki hajji wanqidhâi ‘ajjî biqabûlin minkalî wa ra’fatin minkabî yâ Arhamar râhimîn.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah
Karuniakan padaku kemampuan untuk menunaikan ibadah haji sebagimana Kau wajibkan kepada orang yang mampu.
Karuniakan padaku pembimbing dan penuntun menuju di dalamnya
Dekatkan bagiku perjalanan yang jauh
Bantulah aku agar dapat melaksanakan semua manasik haji secara sempurna
Dengan ihramku selamatkan tubuhku dari api neraka
Karuniakan padaku dalam perjalananku tambahan kekuatan tubuhku dan kulitku
Ya Rabbi
Karuniakan padaku kesempatan untuk wuquf di hadapan-Mu
dan bersandar hanya kepada-Mu
Anugrahkan padaku keberuntungan dengan limpahan karunia-Mu
Ya Rabbi
Berangkatkan aku dari tempat haji akbar
sampai ke Muzdalifah, Masy‘aril Haram
Jadikan semua itu wasilah untuk mendekatkan diri pada rahmat-Mu
dan jalan menuju surga-Mu
Karunikan padaku kesempatan untuk wuquf di Masy‘aril Haram,
dan di tempat perjalanan ruhani saat wuquf di Arafah
Karuniakan padaku kemampuan untuk melaksanakan manasik haji,
memotong binatang korban sesuai dengan perintah-Mu,
dan keutamaan yang kebaikannya telah Kau tetapkan
Minggu, 12 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar