Rabu, 11 Maret 2009

Selamat tinggal Pejuang Islam




Ohashem dilahirkan dari keluarga petani di daerah Manado. Ia seorang dokter, penulis, dan cendikiawan muslim yang hidup sangat sederhana. Ia megisi hidupnya dengan berkarya tanpa henti walaupun harus memikul beban derita kehidupan.

Setelah tamat dari SMAN Manado, ia melanjutkan ke Surabaya kuliah di Fakultas Kodokteran Universitas Airlangga. Di sana beliau bersama-sama dengan beberapa tokoh masyarakat antara lain, dr. Suherman dari Muhammadiyah, Hadi A Hadi dari PNI dan seorang tokoh dari Al-Irsyad, mendirikan YAPI (Yayasan Penyiaran Islam). Yayasan inilah yang mula-mula menerbitkan karya-karyanya.

Ia seorang dokter yang mengabdi pada bangsa dan negara tanpa kenal lelah. Selama 9 tahun ia bertugas di pedalaman miskin, kota Agung Lampung. 18 tahun bekerja dinas sebagai kepala unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek, Lampung, sampai ia pensiun. Tidak lama kemudian ia pindah ke Jakarta atas desakan keluarga dan teman-temannya, mengingat Ohashem mengidap asma serius yang sering memerlukan perawatan yang intensif.

Berteman Meski Berbeda
Sikap toleransinya tanpa batas, dibuktikan dengan pergaulannya yang luas. Dalam keluarga Islam ia bersahabat dengan hampir semua kelompok aliran yang ada.

Menghargai dan menghormati pendapat, keyakinan dan ideologi orang lain melekat pada dirinya. Bahkan ia sempat berteman baik dengan seorang komunis, tokoh Ahmadiyah Saleh Nahdi yang sempat menjadi teman diskusinya.

Etos Menuntut Ilmu
Dalam setiap melakukan penelitian sebagai pedoman tertinggi kebenaran ilmu pengetahuan, ia tidak menyekat dirinya dengan sekat-sekat ideologis, apapun bentuknya, tidak menjadikan dirinya bersikap subjektif. Ia berani merevisi keyakinannya sendiri ketika ada pandangan lain yang lebih rasional, objektif sesuai nalar yang layak diterima.

Baginya, semua ilmu pengetahuan, apapun jenisnya, mesti berani diuji baik menggunakan metode verifikasi maupun falsifikasi. Seorang ilmuan harus berani karena kebenaran, bukan karena sama jenis kelompok dan golongannya. Visi inilah yang selalu ia pegang teguh. Ohashem lebih condong pada model keagamaan tertentu, juga karena alasan ilmu yang didapatkannya. Hasil dari pencarian mendalam yang memiliki landasan ilmiah-objektif sesuai penelitian dan pengalamannya.

Karya Monumental
Di kalangan cendikiawan Ohashem dikenal sebagai pemikir dan penulis. Karya-karyanya bersifat merespon subjek aktual sesuai keadaan dan waktunya, antara lain:
1. Rohani Jasmani dan Kesehatan (1957)
2. Keesaan Tuhan (1962)
3. Marxisme dan Agama (1963)
4. Menaklukkan Dunia Islam (1965)
5. Jawaban Lengkap kepada Pendeta Prof. Dr. J. Verkuyl (1968)
6. Saqifah (1987)
7. Syi’ah Ditolak Syi’ah Dicari (2000)
8. Haji Mengikuti Jalur Para Nabi as (2000)
9. Darah dan Air Mata (2001)
10. Muhammad saw Sang Nabi (2005)
11. Sumbangan Islam terhadap peradaban dan Nahjul Balaghah
12. Benarkah ‘Aisyah Menikah di Usia Dini? (karya terakhir segera terbit)

Wafat
Ohashem wafat 24 Januari 2009 setelah dirawat selama 10 hari di rumah sakit MMC, Kuningan Jakarta.

Mari kita bacakan untuk beliau surat Al-Fatihah dan Doa:

Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihi, wa shâ’id ilayka rûhahu, wa laqqihi minka ridhwânâ, wa askin ilayhi mir rahmatika mâ tashilu bihi wahdatahu, wa tûnisu bihi wahsyatahu, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Ya Allah, luaskan kuburnya, muliakan ruhnya, sampaikan ia pada ridha-Mu, tenteramkan ia dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendiriannya, yang menghibur kesepiannya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.

Tidak ada komentar: